Kenal gadget memang membuat anak-anak masa kini kurang mengenal permainan tradisional. Faktanya, mainan digital seperti video games memang lebih populer belakangan ini. Namun begitu, tidak serta merta kreativitas anak-anak masa kini tidak bisa berkembang sama sekali.
"Gadget nggak selalu negatif, jadi bukan salah gadget-nya. Yang negatif itu kalau mereka nggak sensitif terhadap problem," kata Laksana Tri Handoko, ilmuwan fisik dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Selasa (8/9/2015).
Sensitivitas terhadap problem atau permasalahan dalam keseharian bisa memicu kreativitas anak-anak dalam mencari pemecahannya. Bermain di mal maupun di sawah, menurut Handoko sama-sama bisa menumbuhkan kreativitas selama anak-anak sensitif menangkap problem.
Devita Mayanda Heerlie misalnya, siswi kelas 1 SMP di Pontianak yang merupakan salah satu finalis Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2015, mendapat inspirasi untuk menciptakan alat inovatif saat berada di bioskop. Saat itu ia melihat sorot laser untuk menegur pengunjung yang berisik.
"Laser ini bisa kita pakai untuk menentukan titik saat membangun rumah supaya rata, tingginya sama. Biasanya tukang bangunan menggunakan selang berisi air, tapi cara itu sulit dilakukan kalau yang diukur terlalu panjang," kata Devita.
Devita menamakan alatnya Usefull Dot alias Titik Serbaguna. Dengan memanfaatkan tembakan sinar laser, alat tersebut bisa menentukan titik-titik secara presisi sehingga memudahkan tukang bangunan dalam membangun rumah.(up/vit)
Sumber:Health.detik.com