Kanker pankreas tergolong paling mematikan karena hanya 3 persen pasien yang bisa bertahan hidup hingga lima tahun. Padahal peluang hidup pasien kanker payudara mencapai 87 persen dan 98 persen untuk kanker testis.
Persoalannya, kanker pankreas hanya memperlihatkan sedikit gejala di stadium awal. Jadi baru bisa terdeteksi bila stadiumnya sudah lebih tinggi. Kalaupun muncul gejala di awal seperti nyeri punggung, tubuh menguning, dan penurunan berat badan, hal ini seringkali dikira penyakit yang lebih umum seperti gangguan pencernaan.
Hingga akhirnya beberapa waktu lalu tim peneliti dari Queen Mary, University of London berhasil mengidentifikasi tiga protein khusus dalam urine yang ternyata dapat memberikan 'tanda peringatan dini' akan adanya kanker pankreas.
Protein ini ditemukan setelah peneliti mengamati 500-an sampel urine. 200 sampel di antaranya milik pasien kanker pankreas, 92 sampel dari orang-orang dengan pankreatitis kronis atau radang pankreas, dan 87 sampel milik partisipan yang tidak mengidap penyakit apapun. Sisanya adalah sampel urine dari pasien kanker hati jinak maupun ganas, serta gangguan pada kantung empedu.
Total ada 1.500-an protein yang ditemukan dalam sampel-sampel ini. Namun tiga di antaranya, masing-masing diberi nama LYVE-1, REG1A, dan TFF1 tampak lebih banyak ditemukan pada pasien kanker pankreas. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa pada pasien radang pankreas, kadar ketiga protein tampak lebih rendah dibandingkan pasien kanker pankreas sendiri.
Ini artinya, hanya dengan memanfaatkan keberadaan ketiga protein itu, peneliti dapat membedakan mana kanker dan mana radang pankreas kronis, yang biasanya sulit sekali dibedakan.
"Ini adalah panel biomarker dengan spesifikasi dan kepekaan yang tinggi, dan harapannya dari sini kami bisa menciptakan tes urine yang sederhana serta terjangkau dan digunakan untuk tujuan klinis dalam lima tahun ke depan," tekad ketua tim peneliti, Dr Tatjana Crnogorac-Jurcevic seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/8/2015).
Jika tumor pada pankreas dapat ditemukan pada tahapan yang sangat dini, maka pengobatannya akan lebih mudah, begitu juga dengan peluang kesembuhannya yang semakin besar. Peneliti memprediksi deteksi dini pada pasien kanker pankreas dapat meningkatkan peluang hidup mereka dari yang semula hanya 3 persen menjadi 60 persen.
Penyebab kanker pankreas sendiri belum diketahui sampai detik ini. Namun pakar mengingatkan risikonya bisa lebih tinggi pada orang-orang dengan riwayat keluarga pernah mengidap kanker pankreas, perokok berat, obesitas dan orang berumur di atas 50 tahun yang baru saja terkena diabetes.(lll/up)
sumber: health.detik.com